Dalam pengamatan di lapangan, semangat gotong royong dan sportivitas begitu terasa. Tak sedikit siswa yang awalnya belum saling kenal, kini bahu membahu menyelesaikan tantangan permainan. Nilai-nilai kebersamaan, toleransi, dan kerja sama tumbuh alami dalam setiap tawa dan peluh mereka.
“Saya baru pertama kali main egrang batok, ternyata susah tapi seru. Serasa kembali ke masa kecil, dan bisa lebih kenal teman dari kelas lain juga,” ujar salah satu peserta dengan mata berbinar.
Waka Kurikulum Eva Fauziah, S.Pd., menerangkan bahwa kegiatan ini lebih dari sekadar permainan, kegiatan ini menjadi bagian dari penerapan kurikulum merdeka, yang menekankan pembentukan karakter dan pembelajaran kontekstual. Melalui pendekatan kreatif ini, nilai-nilai Pancasila tidak diajarkan secara kaku, melainkan dihidupkan dalam pengalaman nyata yang menyentuh emosi dan kebersamaan siswa.
Kegiatan hari ini membuktikan bahwa pembelajaran tak melulu di ruang kelas. Di bawah langit terbuka, dalam jejak-jejak permainan anak negeri, semangat persatuan tumbuh dan mengakar — karena di MAN Kota Cimahi, Bhinneka bukan sekadar semboyan, tapi nyata dalam tindakan.**
(Red)