Yang tak kalah menarik, abu sisa pembakaran MOTAH diolah menjadi paving block bernilai ekonomis. Inovasi ini membentuk rantai ekonomi sirkular yang menghidupkan kembali nilai sampah.

Dampak untuk Kecamatan Bandung Kulon
Kecamatan Bandung Kulon dengan jumlah penduduk sekitar 140 ribu jiwa menghasilkan 81,2 ton sampah per hari. Berkat surplus Gempolsari dan kontribusi kelurahan lain, kini tercatat 51 ton per hari berhasil diolah, setara 62,8 persen.
Angka ini menempatkan Bandung Kulon sebagai salah satu kecamatan dengan kinerja pengelolaan sampah terbaik di Kota Bandung.
Camat Bandung Kulon, Dadang Setiawan, S.IP., M.Si, menyampaikan bahwa capaian ini adalah buah dari kerja kolektif.
“Dulu Gempolsari dikenal dengan gunungan sampahnya. Tetapi dengan semangat kolaborasi antara pemerintah, kelurahan, dan masyarakat, kita mampu mengubah masalah menjadi peluang. Surplus pengolahan di Gempolsari, inovasi TPST Bakul Agamis, hingga pemanfaatan abu menjadi paving block adalah bukti nyata ekonomi sirkular berjalan. Capaian 62,8% bukan sekadar angka, melainkan bukti bahwa kerja bersama bisa menghasilkan perubahan besar bagi lingkungan dan ekonomi warga.”
Lurah Gempolsari turut memberikan apresiasi tinggi terhadap peran kepemimpinan Camat Bandung Kulon. “Kami sangat mengapresiasi kepemimpinan Bapak Camat Bandung Kulon yang mampu mengatasi permasalahan gunungan sampah yang bertahun-tahun membelenggu Gempolsari. Dengan kepemimpinan yang tegas, konsisten, dan penuh inovasi, beliau berhasil membawa Gempolsari menuju surplus pengolahan sampah. Ini sungguh luar biasa dan menjadi kebanggaan warga kami,” ujar Lurah Gempolsari.