Melalui program Kampung Keluarga Berkualitas, Pemerintah Kota Cimahi berupaya menghadirkan layanan pembangunan keluarga secara terpadu, mulai dari akses informasi, edukasi, hingga pemberdayaan masyarakat. “Salah satu tantangan besar yang kita hadapi adalah stunting. Stunting bukan hanya masalah gizi, tetapi menyangkut masa depan generasi penerus,” ujar Ngatiyana.

Mengenai pengentasan stunting ini, Wali Kota menyebut bahwa keberhasilan program penurunan stunting bergantung pada kolaborasi lintas sektor. Menurutnya upaya penurunan stunting harus dilakukan secara holistik, mulai dari perbaikan infrastruktur seperti sanitasi dan rumah yang layak huni, pembinaan sumber daya manusia, hingga pemenuhan gizi seimbang bagi ibu hamil, ibu menyusui, bayi hingga balita.
Ngatiyana juga berpesan pada para peserta forum untuk membangun keluarga tangguh yang berkualitas. Menurutnya di era digital ini tantangan pengasuhan anak menjadi lebih berat, oleh karenanya pendidikan karakter harus dilakukan semenjak dini agar anak-anak sebagai generasi penerus bangsa dapat tetap mempertahankan budaya timur dan tidak terkena dampak negatif dari kemajuan teknologi. Ia berharap setiap orang tua dapat menjadi contoh dan panutan bagi anak-anaknya, “Pembinaan keluarga adalah sangat penting dan yang paling utama. Berikan contoh yang baik bagi anak-anak kita, mulai dari diri sendiri, dari keluarga kemudian ke kelompok atau organisasi,” pesannya.
Senada dengan Wali Kota, Kepala DP3AP2KB Kota Cimahi, Fitriani Manan mengemukakan pentingnya optimalisasi Kampung KB. Ia menjelaskan bahwa transformasi Kampung KB yang diluncurkan sejak 2016 kini semakin diperkuat setelah terbitnya Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2022 tentang Optimalisasi Kampung Keluarga Berkualitas. “Sasaran utama kegiatan ini adalah keluarga berisiko stunting. Seribu hari pertama kehidupan merupakan momen emas bagi tumbuh kembang anak, sehingga menjadi fokus penanganan,” jelas Fitriani.
Fitriani juga menekankan, keberhasilan KKB membutuhkan kolaborasi lintas sektor. Ia meminta partisipasi aktif setiap unsur kewilayahan. Menurutnya data lapangan yang akurat akan menjadi dasar strategi untuk mengoptimalkan KKB dalam pelaksanaan delapan fungsi keluarga.