Lebih jauh, laporan tersebut menunjukkan bahwa Indonesia adalah salah satu negara dengan harapan tertinggi untuk melakukan perubahan keterampilan mendasar, dengan proyeksi pergeseran sebesar 36 persen, terbesar di Asia Tenggara.
Oleh karena itu, untuk mengurangi dampak negatif AI pada pasar tenaga kerja dan untuk memperkuat tenaga kerja kita dalam menyelaraskan keterampilan, ada beberapa langkah-langkah signifikan yang harus diambil.
Pertama, menyiapkan regulasi untuk meningkatkan literasi teknologi di pendidikan dasar dan menengah sekaligus memastikan bahwa aplikasi kecerdasan buatan digunakan secara etis dan bertanggung jawab. Pelatihan literasi AI bagi para guru dan tenaga pengajar juga menjadi keharusan, karena anak-anak didik kita sudah banyak menggunakan aplikasi AI generatif seperti ChatGPT. Kecepatan generasi baru dalam menggunakan teknologi AI harus diimbangi tenaga pengajar yang juga terampil.
Selain itu, program pelatihan ini harus terus diperbarui dan dikembangkan. Kurikulum pelatihan guru seperti Pendidikan Profesi Guru (PPG) dan sejenisnya harus segera ditinjau ulang dan dirumuskan kembali untuk mengintegrasikan peluang dan risiko AI. Langkah ini untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapan di antara para pendidik masa depan.
SAMBAS MEDIA - Suasana berbeda tampak menggema di lapangan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kota Cimahi,…
SAMBAS MEDIA - Program Gubernur Jawa Barat Kang Dedi Mulyadi yang mengirimkan siswa bermasalah atau…
SAMBAS MEDIA - SMKN 1 Cimahi gelar acara Open House sekaligus merayakan Dies Natalis yang…
SAMBAS MEDIA - Menemukan sekolah Islam di Cimahi yang tepat untuk anak bukanlah hal yang…
SAMBAS MEDIA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) adakan Safari Keagamaan Antikorupsi di wilayah Kementerian Agama…
SAMBAS MEDIA - Dalam rangka menyukseskan Pekan Imunisasi Dunia (PID) 2025 yang mengusung tema nasional…